Sabtu, 15 Oktober 2011

Membangun Generasi Muda Muslim Yang Berkarakter


MEMBANGUN GENERASI MUDA MUSLIM YANG BERKARAKTER

Manusia menurut Ibn Khaldun adalah berbeda dengan berbagai Makhluk lainnya. Ia adalah makhluk berfikir yang mampu melahirkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Lewat kemampuan berfikirnya, manusia membangun kehidupan dan mencari makna hidup. Proses-proses ini kemudian melahirkan peradaban Manusia.
Dari pemaparan ini dapat disimpulkan bahwa manusia seharusnya memiliki ghirah untuk selalu melakukan hal yang terbaik, karena manusia telah diberikan anugerah yang tidak dimiliki oleh seluruh Makhluk-NYA berupa Akal untuk berfikir. Begitu juga pemuda, yang merupakan unsur dari kehidupan suatu bangsa, ketika pemuda suatu bangsa maju maka maju pulalah bangasa tersebut dan ketika pemuda suatu bangsa hancur maka akan hancur pulalah bangsa tersebut.
Pemuda, adalah sosok pemberani yang senantiasa menjadi catatan bagi keberhasilan. Kenapa? Karena Nabi Muhammad adalah seorang Pemuda Gagah berani yang senantiasa memimpin pengikutnya, Ali bin Abi Thalib seorang pemuda yang mendapatkan gelar Karamallahu Wajhah karena kearifannya dan Kealimannya. Hamzah bin Abi Thalib yang mendapatkan gelar Asadullah karena keberanianannya menolong Rosulullah ketika perang hingga menyebabkan ia gugur dan menjadi seorang Syuhada. Karena dua pemuda jugalah yaitu bung Karno dan Bung Hatta Negara tercinta kita bisa terlepas dari penjajahan yang terlampau lama.
Oleh karena itu peran pemuda sangatlah penting dalam dunia ini. Pemuda seperti apakah yang dimaksud? Tentunya pemuda yang berkarakter yang akan mampu membawa lingkungan dan bangsanya kearah tujuan yang lebih baik. Karakekter yang baik yang harus dimiliki seorang pemuda muslim diantaranya adalah memiliki etika (Akhlak), karena dalam islam akhlak memperoleh sorotan dan kedudukan yang khusus, Ia merupakan inti ajaran Islam. Akhlak terhadap islam mencakup sikap terhadap diri sendiri, alam semesta dan Pencipta yaitu Allah SWT.
Selain Akhlak, seorang pemuda akan tampak memiliki karakter baik setelah ia mengetahui Fungsi dirinya terhadap pribabadi, Masyarakat, alam, dan Penciptanya yaitu Allah.
1.      Fungsi Manusia terhadap diri pribadi
Muhammad Syamsuddin dalam bukunya yang berjudul manusia mengutip perkataan Azhar Basyir yangmenjelaskan bahwa, ada tiga unsur yang harus diperhatikan berkaitan dengan fungsi manusia terhadap dirinya sendir yaitu, perasaan, akal dan jasmani. Penekanan ketiga Unsur ini harus seimbang, Perasaan jika lebih Diutamakan dari pada unsur yang lain maka kan menyebabkan seluruh hidupnya serba spiritual. Dan jika akal yang lebih sering diguakan dari unsur yang lain, maka seluruh hidupnya akan bersifat rasional, sedangkan jika jasmani yang yang penggunaannya lebih besar maka akan menyebabkan seluruh hidup serba material dan positivistik.
Oleh karena itu, ketiga unsur ini harus dipergunakan secara seimbang, karena dengan atkeseimbangan semuanya akan berjalan secra kesinambungan.
2.      Fungsi manusia terhadap Masyarakat
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwasanya Allah telah berfirman yang artinya, “Tolong menolonglah kalian dalam hal kebaikan...”, dari Firman Allah tersebut dapat dikatakan bahwasanya Manusia tidak dapat hidup seorang diri, artinya satu sama lain saling memiliki ketergantungan. Oleh karena itu kita harus mengetahui Fungsi diri kita untuk masyarakat agar bisa memperdalam masalah persoalan kantor ini.
3.      Fungsi Manusia Terhadap Alam
Kebudayaan pada dasarnya berkembang sebagai usaha manusia mengambil manfaat dari apa yang ada dalam alam semesta (Muhammad Syamsuddin, Musa Asy’arie, 1991:145-146). Pada dasarnya manusia selalu membutuhkan bahan-bahan dari alam,  sekaligus mempunyai relasi fungsional terhadap alam dan lingkungan (Muhammad Syamsuddin, Azhar Basyir, 1982:15-16), hal ini sejalin dengan firman Allah yang terdapat dalam Quran Surat Al- Jatsiyah:13 yang artinya, “Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.
4.      Fugsi Manusia terhadap Allah
Sistem Ibadah yaitu mengandaikan suatu pertanggung jawaban bagi setiap individu manusia kepada Allah ataupun sesama manusia (Muhammad Syamsuddin, Azhar Basyir, 1994:26-27). Artinya kehadiran manusia di dunia, praksisnya mempunyai muatan etik normatif yang berkaitan langsung dengan sang pencipta dan tempat dimana ia hidup.
Selain etika, dan pemahaman mengenai fungsi dirinya, pemuda juga harus memahami seberapa besar ia menjadikan Islam sebagai pondasi dalam tiap langkah kehidupannya.
Jika kita tinjau secara singkat mengenai ancaman-ancaman yang dihadapi manusia dewasa ini, dan menunjukan betapa relevan dan perlunya islam bagi Ummat manusia di masa sekarang ini. Marilah kita simpulkan tinjauan tersebut yang membuatnya semakin diperlukan oleh manusia modern untuk mencari keselamatan melalui ideologi ini.
Pertama, haruslah difahami benar-benar bahwa islam semata-mata bukanlah suatu visi ideologis. Ia adalah suatu sistem kehidupan yang praktis yang menghargai sepenuhnya kebutuhan-kebetuhan manusia dan mencoba merealisir kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Kedua, dalam mencoba memenuhi tuntutantuntutan asli manusia, islam menciptakan keseimbangan yang sempurna diantara seluruh bidang kehidupan, ia memulai dengan menciptakan keseimbangan antara tuntutan-tuntutan tubuh dan ruh pada diri individu, antara akal dan intuisinya. Dan tidak sekali-kali membiarkan yang satu lebih berkuasa dari yang lain.
Jadi, islam menciptakan keseimbangan antara segi-segi yang berbeda dalam masyarakat dan antara berbagai segi eksistensi manusia yang spiritual dan material.  Selain itu, Menurut Khurshid Ahmad bahwasanya Untuk menjadi seorang Muslim Yang sejati Diperlukan tiga hal yaitu, Kepercayaan, perbuatan dan kesadaran.
Kepercayaan yang dimaksud adalah Kepercayaan Kepada Allah dan Rosul-NYA,  perbuatan yang sesuai dengan kepercayaan tersebut dan kesadaran akan hubungan dengan Allah sebagai buah dari perbuatan dan kepatuhan.
Kepercayaan berati kita mengimani bahwa Allah SWT sajalah Tuhan yang patut disembah, dan Muhammad SAW adalah Rosul-NYA yang garus senantiasa kita jadikan sebagai panutan.
Perbuatan, adalah manifestasi kehiduan yang sebenarnya yang mencerminkan seberapa jauh kita telah menjadi hamba Allah yang sejati.
Sedangkan kesadaran adalah hubungan kita dengan Allah dalam suatu segi spiritual yang dalam bahasa arab disebut sebagai Ihsan yaitu dalam terapan baeribadah kita harus yakin segala sesuatu yang kita lakukan dilihat oleh Allah, sehingga segala sesuatu yang akan kita lakukan selalu berdasarkan kepada ALLAH.
Setelah pemuda memiliki akhlak/etika yang baik, mengetahui fungsi drinya sebagai manusia dan menanamkannya dalam jiwa serta memahami fungsi islam dengan benar mak ia akan gterbentuk menjadi seorang pemuda yang berkarakter.
 Simpulan yang dapat diambil, pembentukan pemuda berkarakter adalah dengan cara:
1.      Memupuk agar terbentuk akhlak yang baik
2.      Memahami Fungsi diri dalam kehidupan di dunia dan Akhirat
3.      Memahami Islam secara Universal
4.      Menjadikan seluruh diri dan kemampuan sebagai bentuk pengabdian kepada Agama, dan lingkungan sekitar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar